Senin, 29 November 2010

Makalah Psikologi & Anak Pra Sekolah #2

MAKALAH PENGARUH MUSIK BAGI PERKEMBANGAN KECERDASAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Musik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena musik dapat menjadikan orang merasa senang, gembira dan nyaman. Musik bisa menjadi efektif di bidang akademis dengan membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan dan menangkal kebisingan eksternal yang mengganggu. Musik juga dapat membantu kita merasa bertenaga, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stress serta mengurangi rasa takut dan cemas. Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan sejak dalam kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik klasik. Memperdengarkan musik atau suara lain yang menyenangkan bagi bayi yang masih dalam kandungan ternyata bisa menstimulasi sistem pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada respons mereka terhadap musik dan suara-suara lain setelah mereka lahir. Bayi-bayi ketika di dalam kandungan mendengarkan musik yang rileks dan menenangkan ternyata tumbuh dan bertambah berat badannya dengan mudah serta lebih damai dengan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya, begitu mereka hadir di “dunia nyata” (John M. Ortiz, Lingkungan terutama orang tua berperan penting untuk menumbuh kembangkan kecerdasan emosi anak yaitu salah satu diantaranya lewat musik. Seorang anak yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan emosionalnya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan musik.
Musik yang didengar berupa irama dan nada-nada yang teratur dari perpaduan seimbang antara beat, ritme dan harmoni (Bambang Sujiono dan Nurani Yuliani, 2005: 119). Sebagai orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih sendiri musik yang ingin ia dengarkan di waktu-waktu luang dan mengizinkan anak untuk menggunakan kebebasan berekspresi dalam batas-batas tertentu, akan memberi pelajaran mengenai rasa tanggung jawab sekaligus menumbuhkan kemampuan mengendalikan diri. Disamping itu, orang tua harus memonitor jenis musik pilihan anak untuk memastikan agar pilihan musik tersebut bisa diterima oleh sistem kepercayaan dan standar keluarga. Orang tua seringkali beranggapan bidang musik termasuk salah satu bidang yang bila ditekuni tidak bisa menjamin masa depan. Oleh karena itu, orang tua lebih cenderung mengarahkan anak pada bidang-bidang ilmu kognitif dan beranggapan bahwa dengan menguasai ilmu kognitif seseorang mudah mencapai keberhasilan serta derajat terpandang dalam masyarakat. Padahal sebetulnya dengan musik anak akan dapat mencurahkan pikiran, rasa dan karsa dalam setiap aktivitasnya.
Selain kenyataan di atas, orang tua juga belum memahami cara menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak. Seorang anak yang tidak bisa mengendalikan emosinya dengan baik seringkali dikarenakan orang tua kurang bisa memahami perasaan dan kehendak si anak. Luapan emosi yang tidak terungkap secara fokus dan jelas dapat mengarah pada perilaku destruktif (merusak). Sebagai contoh, anak yang tidak bisa mengungkapkan bahwa dirinya sesungguhnya merasa cemburu karena mainan adiknya lebih bagus mungkin akan bertindak agresif dengan merusakkan mainan adiknya atau memukul adiknya.
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak-anak agar anak dapat meluapkan emosinya lewat musik tersebut. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak orang tua yang belum memahami bahwa pengenalan musik sejak dini dapat menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak. Selain itu, ada juga orang tua yang memaksakan anaknya untuk dapat memainkan jenis alat musik tertentu. Sebagai orang tua harus memahami kesiapan anak untuk belajar musik. Misalnya kemampuan fisik dan mental anak. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis ingin menelaah tentang bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK.

B. PEMBATASAN MASALAH
Musik adalah salah satu cabang seni yang tertua. Musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan penghidupan manusia (AT. Mahmud, 1995: 8). Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali emosi diri yaitu kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap (Sternberg dan Salovery dalam Shapiro (1997)).
Masalah dibatasi pada :
a. Pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK.
b. Usia yang dibatasi adalah 4 – 5 tahun.

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK (pra sekolah)

D. MANFAAT
Manfaat penulisan ini adalah untuk menambah cakrawala / khasanah pengetahuan tentang pengaruh musik terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK.

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MUSIK
1. Pengertian Musik
Definisi musik sangat beragam. Menurut Kamtini dan Husni Wardi Tanjung dalam bukunya “Bermain Melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspek tertentu dari musik yang menjadi bagian pengalaman alami dari kehidupannya”.(2005 : 9) The starting time for learning about music is the same as the starting time for any learning (Wikipedia Indonesia, Copyright @ 2006, www.google.com). Saat mulai belajar tentang musik sama dengan saat mulai belajar apa saja. Musik adalah wadah segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal itu muncul secara alami menjadi kebutuhan kanak-kanak. Menurut Allegory of musik karya Lorenzo Lippi, musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam.
Menurut Aristoteles (Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006, www. Google.com). musik yaitu mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, jiwa patriotisme. Mendengarkan musik dapat membantu mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat mencurahkan perasaan yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan lirik musik yang sedih maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.

2. Unsur-unsur musik
Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Sejak lahir anak telah memiliki beberapa unsur musik seperti suara dan melodi. Beberapa unsur musik diantaranya :
a. Suara
Dalam musik gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik dijelaskan dalam tala (tinggi nada), durasi (beberapa lama suara ada), intensitas dan timbre (warna bunyi).
b. Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang miliki tinggi nada tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda, tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor dan tangga nada pentatonik.
c. Ritme / Irama
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
d. Melodi
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendiri yaitu tanpa iringan atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu.
e. Harmoni
Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan. Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.
f. Notasi
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu digambarkan secara horizontal. Musik adalah perpaduan keseimbangan antara unsur-unsur musik. Unsur-unsur musik diantaranya suara, nada, ritme, melodi, harmoni dan notasi. Musik menjadi bagian alami dari kehidupan. Contoh : dalam dekapan seorang ibu, anak mendengar suara ibu melantunkan snandung yang akhirnya membuat lelap tidurnya.

3. Instrumen-instrumen musik
Alat musik pertama dikenal manusia berasal dari bunyi yang dihasilkan dari bahan manusia itu sendiri. Tepukan tangan, hentakan kaki atau pukulan tangan pada anggota badan yang lain merupakan pengiring ritmik yang memberikan nuansa tertentu. Beberapa instrumen musik diantaranya :
a. Alat-alat musik tradisional
1. Alat musik petik
Contoh : gitar, kecapi, harpa, gambus, mandolin.
2. Alat musik gesek
Contoh : biola, rebab.
3. Piano
4. Alat musik tiup
Contoh : seruling, terompet, harmonika, pianika
5. Alat musik pukul / perkusi
Contoh : tamborin, kolintang.
b. Alat musik modern
Contoh : Gitar listrik, organ, drum.
Beberapa instrumen di atas dapat mencerdaskan emosi anak. Apabila anak memainkan jenis alat musik tertentu misalnya piano. Anak akan mengungkapkan ekspresinya melalui alat musik piano tesebut (Wikipedia Indonesia, copyright @ 2006. www.google.com)

B. HAKIKAT KECERDASAN EMOSI
1. Pengertian Kecerdasan Emosi
Definisi kecerdasan emosi pertama kali disebutkan dalam majalah Time edisi Oktober 1995 oleh psikolog Peter Salovey dari Universitas Yale dan John Mayer dari Universitas Hampshire. Kecerdasan emosi adalah sebuah konsep untuk memahami perasaan seseorang, memahami empati seseorang terhadap perasaan orang lain dan memahami “bagaimana emosi sampai pada tahap tertentu menggairahkan hidup” (Kumpulan artikel Kompas, 2001: 181).
Namun konsep kecerdasan emosi baru memasuki forum publik setelah psikolog Danrel Goleman dari Universitas Harvard dalam buku “Emotional Inteligence” (1994) menyatakan bahwa “Kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut kecerdasan emosional”. (Kumpulan artikel Kompas, 2001: 182).
Kecerdasan emosional (EQ) adalah proses pembelajaran yang berlangsung seumur hidup. Memang ada temperamen khusus yang dibawa seorang anak sejak ia dilahirkan, tetapi pola asuh orang tua dan pengaruh lingkungan akan membentuk “cetakan emosi seorang anak yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari” (Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, 2005: 115).

2. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi
Menurut Elisabeth B. Hurlock dalam bukunya “Perkembangan Anak Jilid I” (1997: 214) menjelaskan metode belajar yang menunjang perkembangan emosi sebagai berikut :
a. Belajar secara coba-coba
Anak belajar secara coba untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya dan menolak perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan pemuasan.
b. Belajar dengan cara meniru
Anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamatinya.
c. Belajar dengan cara mempersamakan diri
Anak menirukan reaksi emosional orang lain dan tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru.
d. Belajar melalui pengkondisian
Dalam metode ini obyek dan situasi yang pada mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian dapat berhasil dengan cara asosiasi.
e. Pelatihan
Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan terbatas pada aspek reaksi yaitu reaksi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Peran orang tua, guru dan lingkungan sekitar sangat menentukan dalam proses belajar anak. Mereka harus sabar dan menjadi tauladan bagi anak-anak mereka. Apabila anak melakukan hal-hal yang positif maka orang tua tidak segan-segan memberikan pujian.

3. Prinsip-prinsip mengasuh anak dengan kecerdasan emosi
Ada lima prinsip mengasuh anak dengan yang menjadi tujuan bagi orang tua dan anak. Berusaha mencapai tujuan tersebut akan menciptakan keluarga yang harmonis dan membuat anak-anak tumbuh dewasa dengan disiplin diri dan tanggung jawab (Maurice J. Elias, 2000: 39).
1. Sadari perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Perasaan adalah sesuatu yang sulit disadari.
2. Tunjukkan empati dan pahami cara pandang orang lain. Empati adalah kemampuan untuk menyelami perasaan orang lain. Untuk dapat melakukan hal ini, seorang harus menyadari baik perasaan
dirinya maupun perasaan orang lain.
3. Atur dan atasi dengan positif gejolak emosional dan perilakunya.
4. Berorientasi pada tujuan dan rencana positif. Salah satu hal terpenting tentang manusia adalah dapat menetapkan tujuan dan membuat rencana untuk mencapai tujuan. Teori kecerdasan emosional menyatakan bahwa hal ini memiliki implikasi penting yaitu sebagai berikut :
a. Mengakui kekuatan ampuh optimisme dan harapan.
b. Dalam berusaha mencapai tujuan, ada waktu-waktu ketika lebih atau kurang efektif.
c. Orang tua dapat memperbaiki cara dalam penetapan dan perencanaan tujuan sebagaimana menghendaki anak-anak melakukannya.
5. Gunakan kecakapan sosial positif dalam membina hubungan.
Contoh kecakapan sosial yaitu komunikasi dan pemecahan masalah. Sebagai orang tua harus memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak. Namun orang tua tetap mengontrol anak walaupun tidak terlalu ketat. Selain itu orang tua dapat memahami perasaan anak, apakah anak sedang sedih atau senang.

C. MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN EMOSI ANAK MELALUI MUSIK
“Musik sangat mempengaruhi manusia”, ujar EV. Andreas Christanday seorang musikus dalam suatu ceramah musik. “Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa, sedangkan harmoni
mempengaruhi roh”. Sementara apabila hati sedang susah, mencoba mendengarkan musik yang indah, yang memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan akan menjadi lebih enak dan enteng. Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Inilah bukti bahwa ritme mempengaruhi jiwa manusia.
Menurut John M. Ortiz dalam bukunya Nurturing Your Child With Music (2002: 117), ada beberapa pendekatan serta latihan yang dapat dipertimbangkan para orang tua dalam menggunakan musik serta suara.
a. Meluangkan waktu untuk duduk bersama anak dan bergantian memilih lagu dengan pesan positif dan menggembirakan. b. Meningkatkan latihan musik dengan memainkan lagu-lagu pilihan atau mengajak anak bernyanyi bersama.
c. Mengajak anak untuk menghadiri pertunjukan musik.
d. Membuat kebiasaan baru yaitu meminjam album musik klasik atau moden yang dipilih bersama anak.
e. Mendaftarkan anak ke kursus musik untuk alat musik yang disukai anak.

D. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA TK (4 – 5 TAHUN)
Menurut Soemiarti Padmonodewo dalam bukunya “Buku Ajar Pendidikan Pra Sekolah” (1995: 22) menjelaskan karakteristik perkembangan anak usia TK yaitu :
1. Perkembangan jasmani
Ketrampilan motorik kasar dan halus sangat pesat kemajuannya pada tahapan anak pra sekolah. Pada usia 4 tahun anak-anak telah memiliki ketrampilan yang lebih baik, mereka mampu melambungkan bola, melompat dengan satu kaki, telah mampu menaiki tangga dengan kaki yang berganti-ganti. Sedangkan beberapa anak yang telah berusia 5 tahun telah mampu melompat dengan mengangkat dua kaki sekaligus dan belajar melompat tali. Pada usia 4 – 5 tahun, biasanya mereka sudah mampu membuat gambar, gambar orang. Bentuk gambar orang biasanya ditunjukkan dengan lingkaran yang besar yaitu kepala dan ditambahkan bulat kecil sebagai mata, hidung, mulut dan telinga, kemudian ditarik garis-garis dengan maksud menggambar badan, kaki dan tangan. 2. Perkembangan kognitif Piaget (1969) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari empat tahapan perkembangan yaitu tahapan sensorimotor, tahapan pra operasional, tahapan kongkrit operasional dan formal operasional.
Tahapan anak pra sekolah termasuk dalam tahap pra operasional (2 – 7 tahun) yaitu kecepatan perkembangan anak bersifat pribadi, tidak selalu sama untuk masing-masing anak. Pada tahapan pra operasional anak-anak mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya. Tahapan bantuan kehadiran sesuatu di lingkungannya, anak mampu mengingat kembali simbol-simbol dan membayangkan benda yang tidak nampak secara fisik.
3. Perkembangan bahasa
Anak-anak secara bertahap berubah dari melakukan ekspresi suara saja kemudian berekspresi dengan berkomunikasi dan dari hanya berkomunikasi dengan menggunakan gerakan dan isyarat untuk menunjukkan kemauannya, berkembang menjadi komunikasi melalui ujaran yang tepat dan jelas. Anak pra sekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara antara lain dengan bertanya, melakukan dialog dan bernyanyi.
4. Perkembangan emosi dan sosial
Pada tahapan ini emosi anak pra sekolah lebih rinci, bernuansa atau disebut terdiferensiasi. Anak-anak perlu dibantu dalam dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya agar mereka secara emosional dapat menyesuaikan diri, menemukan kepuasan dalam hidupnya dan sehatsecara fisik dan mental. Dalam periode pra sekolah, anak dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari berbagai tatanan yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya.

E. CIRI-CIRI KECERDASAN EMOSI
Menurut Daniel Goelman dalam bukunya “Emotional Intelligence”, kecerdasan emosi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:
1. Internal
a. Pola asuh
1. Pola asuh permisif
Pola asuh permisif yaitu orang tua seolah bersikap demokratis dan sangat menyayangi anaknya. Namun disisi lain, kendali orang tua terhadap anak sangat rendah.
2. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah peran orang tua sangat dominan. Mereka menanamkan disiplin yang ketat dan tidak memberikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapatnya.
3. Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh ini tetap menambah kendali yang tinggi pada anak namun dibarengi dengan sikap demokratis. Orang tua memberi kesempatan pada anak untuk mengemukakan
pendapatnya dan memilih apa yang paling disukainya.
2. Eksternal
a. Teman sebaya
Pada intinya, setiap anak perlu dilatih untuk bersosialisasi dan bekerja sama, kalau kecerdasan emosinya terlatih dengan baik, seorang anak akan berperilaku positif. Misalnya: anak tidak mengganggu teman pada saat bermain.
b. Lingkungan sekolah
Disini yang paling dominan adalah guru. Seorang guru harus bersikap sabar, agar anak dapat bersikap positif.
c. Bermain
Bermain merupakan hal yang esensial bagi kesehatan anak. Bermain akan meningkatkan kerjasama dengan teman sebaya, menghilangkan ketegangan, dan merupakan pengamanan bagi tindakan yang potensial berbahaya.

F. PENGARUH MUSIK TERHADAP KECERDASAN EMOSI ANAK USIA TK
Musik adalah bahasa dunia dan tidak perlu diterjemahkan. Musik memerlukan tangan, kepala serta hati bergandengan bersama-sama. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling menakjubkan, semua dasar-dasar pertumbuhan berkembang pada masa ini. Musik bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dapat berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan. Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan perasaan tertentu seperti rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat berkaitan dengan perkembangan emosi, perkembangan psikomotorik anak juga dapat berkembang melalui musik, misalnya pada saat anak senam. Kemampuan anak dalam mengungkapkan pikiran melalui nada, emosi (rasa) dan gerak dapat dikembangkan melalui musik. Pada hakekatnya musik merupakan bahasa nada karena musik dapat didengar, dikomunikasikan melalui nada. Musik juga merupakan bahasa emosi karena dapat mengungkapkan perasaan tertentu seperti senang, lucu, haru atau kagum. Melalui gerakan nyanyian/musik memiliki bahasa gerak, karena musik memiliki birama (ketukan tetap dan teratur), irama (panjang pendek bunyi) dan metodi (tinggi rendah nada). Menurut John M. Ortiz (2002: 149), musik dapat menjadi stimulan yang sehat dan aman. Berikut ini ada sepuluh alasan mengapa musik dapat menjadi stimulan yang sehat dan aman, adalah :
1. Bisa diulang kembali melalui kaset atau CD
2. Alamiah
3. Waktunya tertentu (bisa ditentukan)
4. Bisa diprogram
5. Sangat banyak jenisnya
6. Tanpa prasangka
Musik dapat menghibur semua golongan usia, ras, budaya, dll.
7. Selalu optimis
8. Menyegarkan
9. Sepenuhnya ada dalam kendali kita.
10. Menjadi teman yang baik.
Selain itu, musik dan suara-suara lain yang menenangkan dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres dengan :
a. Menurunkan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres
b. Mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, tegang dan dari masalah
sehari-hari. c. Mengaktifkan hormon endorphin alami yaitu berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit.
d. Meningkatkan perasaan rileks.
e. Membersihkan pikiran serta membantu memusatkan perhatian.
f. Menenangkan serta menyelaraskan ritme internal
g. Meringankan perasaan tertekan dan meredakan amarah
h. Menyingkirkan pikiran-pikiran serta perasaan negatif dan mengganggu.
i. Menghalangi masuknya suara-suara bising dari luar yang sering membuat “pusing”. Jika digunakan dengan kepekaan suara, musik dapat dimanfaatkan untuk :
1. Memotivasi anak untuk berlatih
2. Meningkatkan kepekaan tubuh
3. Mengaktifkan tumbuhnya ketrampilan motorik besar
4. Meningkatkan koordinasi
5. Mengembangkan rasa percaya diri dan harga diri
6. Berfungsi sebagai sumber kebahagiaan dan kesenangan
7. Mendorong terjadinya hubungan sosial
8. Menciptakan lingkungan yang terkendali dimana pengungkapan diri bisa diwujudkan.

G. PERAN ORANGTUA UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN EMOSI ANAK MELALUI MUSIK
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan emosi anak. Salah satunya peran orang tua di dalam keluarga akan membentuk “cetakan” emosi seorang anak yang akan berpengaruh besar pada perilakunya sehari-hari. Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak. Gaya pengasuhan yang baik adalah orang tua yang pemurah – permisif. Gaya ini disebut pemurah dan permisif karena orang tua yang tergolong demikian adalah orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak, tidak terlalu banyak menuntut atau melarang anak. Orang tua yang pemurah permisif adalah orang tua yang hangat, suka merawat dan terlibat dengan anak, tetapi tidak mengontrol anak walaupun tidak terlalu ketat. Belajar musik merupakan kegiatan yang positif bagi anak. Kegiatan ini mampu mengasah kemampuan fisik, mental sekaligus kepekaan emosi seseorang anak secara seimbang. Untuk kesiapan fisik anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua.
1. Instrumen musik didesain sesuai dengan ukuran anak. Apakah alat musik terlalu berat, terlalu besar atau terlalu banyak menuntut energi fisik bagi anak.
2. Memperhatikan ciri-ciri fisik anak lebih cocok dengan instrumen tertentu.
3. Mengenali anak apakah anak menyenangi atau membenci sensasi yang ditimbulkan oleh alat musik yang dimainkannya.
Orang tua harus memperhatikan kondisi emosi dan perilaku anak. Misalnya, anak yang sangat aktif (hampir tidak bisa diam) tentunya anak akan lebih siap dan cocok apabila belajar drum daripada bola. Sebaliknya anak yang pendiam dan tidak suka ribut akan lebih senang mendengar suara biola daripada terompet. Untuk anak yang lebih suka bekerja sendiri, pilihlah instrumen yang soliter seperti gitar atau piano. Orang tua berperan sangat aktif selain terus menerus mendorong serta memotivasi anak-anak, orang tua bertindak sebagai pemberi inspirasi dan
pelatih ketika anak-anak belajar memainkan alat musik pilihan. Yang harus diperhatikan orang tua untuk mengembangkan dan memperkuat harga diri anak yang positif.
a. Memanfaatkan setiap kesempatan untuk menciptakan harmoni.
b. Mendorong anak untuk mandiri.
c. Mengupayakan keseimbangan.
d. Mengizinkan anak untuk memilih musik yang ingin didengar dan orang tua jangan terlalu mengatur.
e. Mendengarkan musik sebagai jembatan antar generasi.
Anak mengungkapkan isi dan pesan musin melalui nada, rasa dan gerak. Namun hal itu baru dapat dilakukan dengan baik apabila anak memperoleh pengalaman musik secara langsung. Pengalaman musik diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dasar musik anak. Oleh karena itu, orang tua memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan dasar musik seorang anak. Menurut Mahmud, AT dalam buku “Musik dan Anak”, kemampuan dasar musik meliputi :
a. Kemampuan mendengar
Kemampuan mendengar adalah kemampuan yang sangat esensial atau utama. Musik mengkomunikasikan pesan. Pesan akan diterima dengan baik apabila pesan dapat didengar, ditangkap atau dirasakan dengan baik pula. Kegiatan mendengar dapat dilakukan setiap kali mengajarkan nyanyian baru, misalnya dengan alat musik atau dengan senandung kemudian mengulang nyanyian. Jika tersedia kaset musik anak-anak, musik itu dapat diputarkan untuk didengar anak. Kegiatan mendengar bertujuan antara lain :
a. Menghayati peran birama dan pola irama dalam membangun suasana musik.
b. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan yang diungkapkan oleh musik atau nyanyian.
c. Menghayati ungkapan musik.
d. Meningkatkan kemampuan mendengar untuk berolah musik dengan baik.
b. Kemampuan memperagakan
Kemampuan memperagakan ditujukan untuk :
1. Meningkatkan ketrampilan bernyanyi dengan baik dan benar.
2. Mengungkapkan musik atau nyanyian dengan gerak jasmaniah.
3. Meningkatkan kemampuan memilih dan memainkan alat perkusi untuk iringan.
Kegiatan memperagakan dikembangkan antara lain, untuk :
1. Bernyanyi dengan tinggi nada yang murni dan tepat.
2. Memainkan berbagai irama iringan dalam berbagai tanda birama.
3. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau nyanyian melalui bernyanyi atau alat musik perkusi sederhana.
c. Kemampuan berkreativitas
Kemampuan berkreativitas adalah kemampuan isi dan pesan musik atau nyanyian dengan perbuatan yang bersifat kreatif.
Kegiatan berkreativitas bertujuan antara lain :
1. Mencoba dan dapat memilih alat yang sesuai untuk mengungkapkan isi dan maksud musik atau nyanyian yang diiringi.
2. Meningkatkan kemampuan mendengar musik atau nyanyian dengan mengamati sifat, watak atau ciri khas unsur pokok musik.
3. Meningkatkan kepekaan terhadap isi dan pesan musik atau nyanyian untuk dapat menikmati dan menghargai musik atau nyanyian. Pengenalan musik kepada anak dilakukan oleh orang tua sejak hari pertama anak-anak mereka lahir harus dilanjutkan dalam setiap tahap perkembangan anak. Bahkan sejak dalam kandungan musik dapat dikenalkan kepada anak melalui suara atau nyanyian ibu.

H. CARA MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN EMOSI ANAK TK MELALUI MUSIK
Kecerdasan yang sering dinyatakan dengan angka IQ (Intellegence Quotient) bukan satu-satunya jaminan bagi kesuksesan seorang anak di masa depan. Faktor lain yang perlu mendapat perhatian serius dari orang tua adalah kecerdasan emosional. Salah satu aspeknya adalah kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami orang lain. Kecerdasan emosi juga meliputi kemampuan seseorang untuk mengenali emosinya sendiri serta mengelola emosi tersebut dengan cara yang benar. Selain itu, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri serta tetap bersemangat untuk menghadapi berbagai kesulitan. (Kumpulan artikel Kompas, 2001: 124).
Kecerdasan emosional dapat dilatih pada anak-anak sejak dini. Misalnya, menciptakan suasana kedamaian penuh kasih sayang dalam keluarga, memberikan contoh-contoh nyata berupa sikap saling menghargai satu sama lain, ketekunan dan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidak mudah putus asa, serta lebih banyak tersenyum dari pada cemberut. Semuanya ini memungkinkan anak mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya. Dalam kehidupan sehari-hari, refleksi emosi nyata lebih banyak memainkan peran dalam proses pengambilan keputusan atau menampakkan perilaku seseorang ketimbang perhitungan nalar. Seorang anak perlu dibekali kecerdasan emosi yang maksimal sejak dini karena kecerdasan emosi dapat dipelajari dan dilatihkan pada anak. Latihan meningkatkan kecerdasan emosi anak bisa dilakukan oleh orang tua dalam interaksi dengan anak-anaknya yaitu melalui pengasuhannya. Anak yang mendapat stimulasi perkembangan kecerdasan emosi baik. Dengan begitu sikap dan perilaku anak akan berkembangan dengan baik menuju ke arah perkembangan yang positif.
Menurut Dra. Heny Setyawati, M.Si. didalam buku “Pengembangan Potensi Anak Usia Dini”. Untuk mengembangkan emotional intelegence pada anak usia TK, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Agar anak mengerti perbedaan antara yang “baik” dan yang “buruk”. Anak harus mengembangkan kebiasaan berbuat / berperilaku baik.
b. Anak dapat mengembangkan sikap peduli, dermawan / suka menolong, ramah dan pemaaf.
c. Anak dapat merasakan reaksi emosi negatif misalnya malu, marah, takut.
d. Orang harus membuat peraturan keluarga yang jelas dan konsisten.
e. Melatih kejujuran.
Cara menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak usia TK, salah satunya lewat musik. Musik adalah salah satu wahana bagi anak untuk belajar mengungkapkan pikiran dan perasaan. Kegiatan musik yang dilakukannya sendiri atau bersama-sama dapat membantu anak memantapkan emosi dan menggunakan emosi sebaik-baiknya. Disisi lain, kegiatan musik dapat meletakkan dasar bagi perkembangan minat dan bakat musik anak selanjutnya. Perkembangan itu sendiri tidak terlepas dari sejauh mana anak memperoleh pengalaman musik secara langsung.
Beberapa kemungkinan pengalaman musik yang dapat diberikan pada anak.
1) Nyanyian anak-anak
Nyanyian adalah salah satu perwujudan bentuk pernyataan atau pesan yang memiliki daya menggerakkan hati, berwawasan cita rasa keindahan, cita rasa estetika yang dikomunikasikan melalui nyanyian dapat membantu anak menumbuhkembangkan segi emosi yaitu anak dapat menyalurkan emosi, dapat menggugah rasa senang, lucu, kagum atau haru.
2) Bernyanyi
a. Bernyanyi adalah kegiatan musik yang fundamental, karena anak dapat mendengar melalui inderanya sendiri, menyuarakan beragam tinggi nada dan irama musik dengan suaranya sendiri.
Manfaat dari bernyanyi adalah agar anak :
1. Mendengar dan menikmati nanyian
2. Mengalami rasa senang bernyanyi bersama
3. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan suasana hatinya
4. Merasa senang bernyanyi dan belajar bagaimana mengendalikan suara.
5. Menambah perbendaharaan nyanyian.
b. Mengajarkan nyanyian Anak Taman Kanak-kanak belajar bernyanyi dengan cara meniru atau
pembiasaan. Langkah mengajarkan nyayian pada umumnya ada dua yaitu membangun minat anak terlebih dahulu melalui tanya jawab yang mengacu kepada isi dan maksud nyanyian. Kedua mengembangkan pembelajaran sesuai dengan daya tangkap anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan tentang mengajarkan nyanyian kepada anak :
1. Waktu mengajarkan nyanyian dibantu dengan alat peraga.
2. Agar anak akrab dengan irama dan melodi nyanyian, seluruh nyanyian dikenalkan dengan alat musik melodi atau senandung sebelum nyanyian diajarkan.
3. Anak telebih dahulu banyak mendengar sebelum bernyanyi.
4. Memberikan anak bernyanyi sambil bertepuk.
5. Nyanyian yang pendek diajarkan secara keseluruhan sedangkan nyanyian agak panjang kalimat demi kalimat.
3) Ungkapan diri kreatif
Ungkapan musik atau nyanyian bukan sekedar bentuk peniruan dari apa yang ditulis atau didengar, melainkan berupa penyajian yang diwarnai sifat perorangan dan memperkaya musik atau nyanyian.
Untuk membantu dan mewujudkan ungkapan diri kreatif anak, ada pendekatan dan penerapan yang perlu dilakukan yaitu :
a. Menerima anak sebagaimana adanya yang memiliki kelemahan, kekuatan dan keunikan.
b. Memberi anak dorongan.
c. Menyediakan waktu, tempat dan sarana.
d. Melihat proses dari tindakan kreativitas anak lebih penting dari hasilnya.
4) Bunyi dan gerak
Anak menyukai gerak dan senang melakukan aneka gerak yang dibuatnya sendiri. Gerak adalah alat yang penting bagi anak untuk mengungkapkan dirinya melalui musik, setiap anak dapat berbuat menurut tingkat kemampuannya sendiri.
Beberapa contoh penggunaan anggota badan yang menghasilkan beragam bunyi dan dapat mendorong anak melakukan gerak jasmaniah yaitu :
a. Membuat bunyi dengan menggunakan tangan
Contoh : bertepuk tangan dengan tangan datar, jentik ibu jari dengan jari telunjuk.
b. Menghasilkan berbagai bunyi dengan tangan diumpamakan pemukul.
Contoh : tangan memukul lutut, tangan memukul paha, tangan memukul dada dan tangan memukul lengan.
c. Membuat bunyi dengan kaki
Contoh : menghentakkan kaki, meluncurkan kaki, mengetukkan ujung kaki.
d. Membuat bunyi dengan “Suara mulut”
Contoh : menghembus, mendesir, menggunakan lidah.
5) Ungkapan ritmik Ungkapan ritmik, ungkapan berirama dapat diamati pada kegiatan dan perbuatan anak setiap hari. Ungkapan ritmik tumbuh bersamaan dengan perkembangan rasa irama dalam diri anak melalui pengalaman musik. Salah satu pendekatan untuk kembang lanjutkan ungkapan ritmik anak adalah dengan menyediakan sarana alat musik, misalnya pianika, gendang, kerincing.
6) Apresiasi musik
Apresiasi musik di Taman Kanak-kanak erat kaitannya dengan nyanyian, alat musik dan gerak jasmaniah. Kegiatan apresiasi musik berhasil, ada hal-hal yang perlu diamati antara lain :
a. Anak dapat menyelaraskan gerak jasmaniahnya dengan irama musik atau nyanyian.
b. Tanggapan anak secara sosio emosional, tampak pada perubahan air muka anak yang membayangkan rasa senang.
c. Ada pola gerak khas yang diperagakan anak.
d. Sikap anak menunjukkan makin tumbuh minat anak akan musik dan makin senang memperoleh pengalaman musik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila merencanakan kegiatan atau pembelajaran musik kepada anak yaitu :
a. Belajar sesuatu melalui perbuatan dan dengan alat bantu
b. Mengungkapkan pikir dan rasa melalui tindakan
c. Mengenal unsur pokok musik dengan mengulang-ulang d. Memahami musik atau nyanyian secara totalitas, keseluruhan, lambat laun bagian dan rinci.
e. Belajar pada awalnya tanpa pemahaman karena sifat anak yang cenderung meniru.
f. Memiliki aktifitas tinggi dan rasa ingin tahu yang besar.
g. Memerlukan lingkungan yang akrab tempat anak mencobakan ungkapan pikiran dan perasaan, gagasan

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia.
2. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosinya sendiri serta mengelola emosi dengan cara yang benar.
3. Musik dapat menjadi stimulan yang sehat dan aman. Contohnya dapat membantu mengurangi kecemasan dan stres.
4. Cara menumbuhkembangkan kecerdasan emosi anak TK melalui musik yaitu diantaranya melalui :
a. Nyanyian anak-anak
b. Bernyanyi
c. Ungkapan diri kreatif
d. Bunyi dan gerak
e. Ungkapan ritmik
f. Apresiasi musik
5. Dalam belajar musik orang tua berperan sangat aktif yaitu memotivasi anak, memberi inspirasi dan pelatih yang baik.
6. Kemampuan dasar musik meliputi :
a. Kemampuan mendengar
b. Kemampuan meragakan
c. Kemampuan berkreativitas

SUMBER / REFERENSI :

Satrianingsih. 2006. Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosi Anak Usia TK (Dari Aspek Psikologis). Http://www.2dix.com

Ellys J. 2005. Kiat Mengasah Kecerdasan Emosional Anak. Bandung : Pustaka Hidayah.

Mahmud, AT. 1995. Musik dan Anak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

M. Ortiz. 2002. Menumbuhkan Anak-anak Yang Bahagia, Cerdas dan Percaya Diri Dengan Musik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Patmono Dewo, Soemiarti. 1995. Buku Ajar Pendidikan Pra Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Wikipedia Indonesia. 2006. Teori Musik. http: //id.wikipedia.org/wiki/Musik, Copyright @ 2006, www.google.com

Makalah Psikologi & Anak Pra Sekolah #1

MAKALAH

PERMAINAN EDUKATIF BAGI

PERKEMBANGAN KECERDASAN LOGIS ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak TK, dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi : motorik kognitif, kreativitas, bahasa emosi sosial nilai dan sikap hidup. Bermain dapat membawa harapan dan antisi tentang dunia yang memberikan dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Gordon dan Browne (1986: 265) menyatakan "Melalui bermain akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain merupakan cermin perkembangan anak." Pada kegiatan proses belajar mengajar tidak lain adalah untuk menanamkan sejumlah norma ke dalam jiwa peserta didik. Maka dari itu dalam kegiatan ini dipakai istilah proses interaktif edukatif. Sejumlah norma yang diyakini mengandung kebaikan perlu ditanamkan ke dalam jiwa peserta didik melalui peranan guru dalam pengajaran. Guru dan peserta didik berada dalam satu relasi kejiwaan. Interaksi ini terjadi karena saling membutuhkan. Dalam interaksi edukatif yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan guru dan peserta didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan ini disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif bagi kepentingan melatih ketelitian dan ketekunan anak dalam belajar, serta mengembangkan logic smart anak.
Permainan edukatif adalah semua jenis permainan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan dan jenis permainan yang bersifat edukatif demi kepentingan peserta didik. Guru harus ikhlas dalam bersikap dan berbuat serta mau memahami peserta didiknya dengan segala konsekuensinya dalam menentukan jenis permainan edukatif (Bahri 199: 5). Seperti yang diketahui bersama dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri untuk menunjang kesempatan diperlukan fasilitas dan sarana pendukung dalam berbagai bentuk dan jenisnya antara lain alat peraga dan alat bermain. Maka dari itu bermain alat manipulatif anak dapat berkomunikasi dengan guru maupun teman-temannya. Hal itu dirasakan anak dengan sangat rileks, santai tanpa paksaan.
Dengan ini anak akan merasa senang bahkan bila ada orang lain, anak akan tanpa merasa terganggu dan tetap konsentrasi pada apa yang sedang ia kerjakan. Anak juga akan menyukai sekolahnya. Oleh karena itu TK tanpa sarana edukatif tidak dapat berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik, karena kegiatan belajar mengajar di TK dilakukan melalui prinsip "belajar sambil bermain". Dengan bermain peserta didik diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang merangsang dan mendorong kepribadiannya baik yang mencakup aspek ketrampilan/psikomotor kecerdasan bahasa emosi maupun sosialnya.
Banyak orang tua dan keluarga anak kurang menghargai anak untuk bermain. Mereka melarang anak bermain terutama bila anak bermain dengan teman di luar rumah. Orang tua tidak mengizinkan anak untuk bermain, terkadang orang tua menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap agar anak bermain di rumah saja. Orang tua tidak mengijinkan anak untuk bermain, terkadang orang tua menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap agar anak bermain di rumah saja. Orang tua selalu takut apabila anak bermain di luar nanti kotor, anak akan terpengaruh hal-hal yang negatif, dengan ini akan mematikan kreatifitas anak dan menghambat perkembangan anak terutama dalam melatih dan ketekunan anak dalam belajar serta dalam pengembangan logic smart anak.
Permainan edukatif bisa disebut demikian karena dapat merangsang daya pikir anak. Termasuk diantaranya meningkatkan kemampuan konsentrasi dan memecahkan masalah. Selain itu juga mainan edukatif tidak hanya sekedar membuat anak menikmati permainan tapi juga dituntut agar membuat anak untuk teliti dan tekun ketika mengerjakan mainan tersebut. Para ahli psikologi menggunakan sebutan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, usia bertanya dan usia kreatif (Hurlock, 1994: 109). Maka dari itu mainan edukatif sangat diperlukan dan sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak terutama pada usia dini.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui pengertian dan ciri-ciri permainan edukatif, mengetahui cara mengembangkan logic smart, mengetahui macam alat permainan edukatif yang penuh strategi dan eksperimen, serta mengetahui hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan alat permainan
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini agar dapat menambah pengetahuan tentang cara-cara melatih ketelitian dan ketekunan serta kecerdasan logic smart anak.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bermain Alat Permainan dan Logic Smart
"Bermain adalah suatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu." (Soegeng Santoso: 2002) Hurlock mengartikan bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya tanpa pertimbangan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kajian. Johnson, et al (1999), mengemukakan bahwa ada 16 definisi tentang bermain salah satunya adalah suatu kegiatan berulang ulang demi kesenangan. Jadi kegiatan apapun bila dilakukan dengan senang bisa dikatakan bermain.
Bermain dibagi menjadi beberapa jenis (Bergen dalam Soemiarti : 2000), yaitu bermain bebas bermain dengan bimbingan dan bermain dengan arahan. Selain itu bermain dapat juga dibagi dari jumlah anak yang terlibat. Menurut Piaget bermain terdiri atas tanggapan yang diulang sekedar untuk kesenangan fungsional. Sedang menurut B'ttel Leim bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar. Dan menurut Kartini Kartono bermain adalah kisi bukan yang dipilih sendiri tanpa tujuan. Dalam hal ini bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan anak sendirian atau kelompok, menggunakan alat atau tidak dengan rasa gembira. Dalam bermain terdapat beberapa teori yang dibagi Tedja Saputra (2001) dalam dua kategori pokok yaitu kelompok teori klasik dan kelompok teori modern. Teori-teori modern ini antara lain :
1. Teori Psikoanalisis
Freud memandang bermain sama seperti fantasi atau bermain. Melalui bermain ataupun fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan maupun konflik pribadi. Dengan demikian Freud percaya bahwa bermain memegang peran penting dalam perkembangan emosi anak. Anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif seperti pengalaman yang tidak menyenangkan atau traumatic dan harapan-harapan yang tidak terwujud dalam realita melalui bermain. Dengan demikian, bermain mempunyai efek kotarsis. Melalui bermain, anak dapat mengambil peran aktif sebagai pemrasaran dan memindahkan perasaan negatif ke obyek atau orang pengganti.
2. Teori Kognitif
Dalam teori ini Piage berpendapat bahwa bermain merupakan sarana untuk mempraktekkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Sedangkan Lav Vygotety melihat bahwa bermain akan memajukan kemampuan berfikir abstrak, merupakan cara belajar dalam kaitannya dengan Zona of Proximal Development (ZPD). ZPD adalah jarak antara tahap aktual dan potensial yang dimiliki anak. Dengan bermain maka potensi anak akan berkembang sejalan dengan kemampuan aktualnya dengan kata lain bermain akan mengembangkan ZPD anak. Selain itu, Vygotsky percaya bahwa bermain merupakan salah satu cara anak untuk belajar mengatur diri sendiri. Jerome Bruner memberi penekanan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas perilaku berpikir. Hal ini terjadi karena dalam bermain akan dihadapkan dengan banyak pilihan perilaku, bereksplorasi dengan berbagai kemungkinan yang ada tersebut, sekaligus mendapatkan situasi yang terlindung dari akibat-akibat yang diderita karena dilakukan dalam suasana bermain. Sutton Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan bermain khayal memudahkan transformasi simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas mental mereka. Dengan demikian, anak dapat menggunakan ide-idenya dengan cara baru serta tidak biasa dan menghasilkan ide kreatif yang dapat diterapkan untuk tujuan adaptif.
Sedangkan Jarome Singer berpendapat bahwa bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk memajukan kecepatan masuknya perangsangan (stimulasi), baik dari dunia luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Melalui bermain anak dapat mengoptimalkan laju stimulasi dari luar dan dari dalam, karena itu mengalami emosi yang menyenangkan.
3. Arousal Modulation Theory
Teori ini ditemukan oleh Beryne dan dikembangkan oleh Ellis. Teori ini menekankan pada anak yang bermain sendirian (soliter) atau anak yang suka menjelajah obyek di lingkungannya. Menurut teori ini bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar sistem saraf pusat tetap berada dalam keadaan terjaga. Bila terlalu banyak simulasi, "arousal" akan meningkat sampai batas yang kurang sesuai dan menyebabkan seseorang akan mengurangi aktivitas. Ellis menganggap bermain sebagai aktivitas mencari rangsang yang dapat meningkatkan "arousal" secara optimal.
4. Teori Bateson
Bermain bersifat paradoksal karena tindakan yang dilakukan anak saat bermain tidak sama artinya dengan apa yang mereka maksudkan dalam kehidupan nyata. Menurutnya bermain akan memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan makna. Pada satu tahap anak terlibat dalam peran pura-pura dan memfokuskan diri pada bermain pura-pura, secara bersamaan, mereka menyadari identitas diri masing-masing dan arti yang sesungguhnya dari obyek dan tindakan yang mereka gunakan dalam bermain. Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan anak
untuk memenuhi naluri bermainnya (Sudono, 1995: 7).
Alat permainan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Macam alat permainan sebagai pelengkap untuk bermain sangat beragam. Ada yang bersifat bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok, menyempurnakan suatu desain menyusun sesuai bentuk utuhnya, dan lain-lain. Selagi bermain dengan alat permainan anak akan mendapatkan masukan pengetahuan untuk ia ingat, alat permainan memang merupakan bahan mutlak bagi anak untuk mengembangkan dirinya yang menyangkut seluruh aspek perkembangan terutama dibidang ketekunan dan ketelitian. Semua alat yang dapat dimainkan anak digolongkan sebagai alat permainan contohnya biji-bijian. Dengan bahan ini anak dapat menghitung dan memperlakukan biji tersebut sebagai orang, kalau dilengkapi dengan gambar atau benda lain maka kita akan melihat betapa sibuk anak bermain dengan biji-bijian tersebut.
Logic Smart (kecerdasan logis-matematis) adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.
Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisir masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah.

B. Manfaat Bermain dan Alat Permainan Bagi Anak
Rentang usia 3-5 tahun merupakan time play (masa bermain), jadi biarkan anak menikmatinya, anak perlu bermain sebagai sarana untuk tumbuh kembang dalam lingkungan budaya dan persiapannya dalam belajar norma.
Manfaat positif bermain bagi anak adalah :
1. Manfaat untuk perkembangan aspek fisik
Anak berkesempatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan otot-otot tumbuh menjadi kuat.
2. Manfaat untuk perkembangan aspek motorik halus dan kasar
Dalam bermain dibutuhkan gerakan dan koordinasi tubuh (tangan, kaki dan mata).
3. Manfaat untuk perkembangan aspek sosial
Bermain bersama dapat membantu anak belajar bersosialisasi karena dengan bermain anak dapat belajar berkomunikasi sehingga anak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya maupun orang-orang di sekitarnya.
4. Manfaat untuk perkembangan aspek emosi dan kepribadian
Dengan bermain anak dapat melepaskan ketegangan yang ada dalam dirinya. Anak dapat menyalurkan perasaan dan menyalurkan dorongan-dorongan yang membuat anak lega dan rileks.
5. Manfaat untuk mengasah ketajaman pengindraan.
6. Mengembangkan keterampilan olah raga dan menari.
7. Pemanfaatan bermain sebagai media terapi
Karena selama bermain perilaku anak akan tampil lebih bebas dan bermain adalah sesuatu yang alamiah dari anak.
8. Manfaat sebagai media intervensi
Bermain dapat melatih konsentrasi (pemusatan perhatian pada tugas tertentu) seperti melatih konsep warna bentuk dsb.
Semua kegiatan bermain dapat menggunakan alat-alat permainan tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Hal yang terpenting dalam pelaksanaannya harus menyenangkan dan menarik untuk anak sehingga ia melakukannya dengan minat dan perasaan senang tanpa ada keterpaksaan.
Fungsi alat permainan adalah untuk mengenal lingkungan dan juga mengajar anak mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Dengan alat permainan anak akan melakukan kegiatan yang jelas dan menggunakan semua panca indranya secara aktif. Kegiatan yang aktif dan menyenangkan ini juga akan meningkatkan aktivitas sel otaknya yang juga merupakan masukan-masukan pengamatan maupun ingatan yang selanjutnya akan menyuburkan proses pembelajaran.
Penggunaan alat permainan bertahap yaitu : kegiatan yang tergolong mudah, sedang, dan sulit (Sachiyo Tanaka : 1995). Alat permainan yang tujuan dan penggunaannya dipersiapkan pendidik juga harus bervariasi sesuai dengan derajat kesulitan tersebut alat permainan yang dipersiapkan oleh guru untuk dipilih oleh anak dalam berbagai kegiatan akan menentukan tumbuhnya perasaan berhasil pada anak sesuai dengan kemampuan mereka.
Dalam bermain dengan berbagai alat permainan ini banyak eureka-eureka kecil yang terjadi. Disinilah terbentuk citra diri yang positif. Anak juga makin percaya diri, kemandirian untuk menentukan sikap dan kesigapan mengambil keputusan sendiri akan lebih jelas. Fungsi dari alat permainan ini dapat dilihat ketika anak bermain.

C. Logic Smart (Kecerdasan Logika-Matematika)
Logic smart (kecerdasan logis-matematika) adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Logic smart ini menunjukkan tentang sensitivitas terhadap dan kemampuan mendeteksi, pola-pola logik. Selain itu juga kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka atau mempelajari angka mengelompokkan membuat hipotesa dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, pemrogram komputer, ahli matematik dan saintis. Kecerdasan logika matematika pada dasarnya melibatkan kemampuan-kemampuan menganalisis masalah secara logis menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah.
Teori yang menunjang kecerdasan logika matematika (logic smart) antaranya adalah :
a. Teori Bronfenberenner
Yang menyatakan bahwa setiap manusia mempunyai bakat cara belajar kemampuan kognitif yang berbeda-beda dan kemampuan masing- masing individu tergantung pada latar belakang sosial, budaya dimana mereka dibesarkan.
b. Teori Gardner
Teori Gardner atau Gardner's Theory of Multiple Intelligences. Gardner membagi aspek kecerdasan menjadi 8 yang salah satunya adalah kecerdasan logic smart (logika matematika), selain logic smart ini yang termasuk dalam multiple intelligences/kecerdasan majemuk yaitu word smart (kecerdasan linguistic), logic smart (kecerdasan logika matematika), body smart (kecerdasan fisik), picture smart (kecerdasan visual spasial), self smart (kecerdasan intrapersonal), people smart (kecerdasan interpersonal), music smart (kecerdasan musical) dan nature smart (kecerdasan naturalis).
Kecerdasan ini dapat saja dimiliki individu hanya saja dalam taraf yang berbeda. Selain itu kecerdasan ini tidak berdiri sendiri, kadang bercampur dengan kecerdasan yang lain.

D. Permainan Edukatif dan Ciri-ciri Permainan Edukatif Bagi Anak
Alat permainan yang optimal adalah alat permainan yang mampu merangsang dan menarik minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis kemampuan anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas tertentu saja. Menurut Isenberg dan Jacobe dalam Suratno (2005 : 61) menyebutnya sebagai "openended plaything". Alat permainan ini tidak hanya diproduksi di pabrik tapi bisa apa saja asal memenuhi kriteria. Dalam hal ini permainan yang hanya bisa dimainkan dengan satu cara tertentu saja justru menghambat proses belajar anak melalui bermain tersebut. Hal ini yang kemudian diartikan sebagai alat permainan edukatif (APE). Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan Tedjasaputra dalam Suratno, (2005: 61). Sebagian alat permainan edukatif dikenal sebagai alat manipulatif-manipulatif berarti menggunakan secara terampil, dapat diperlakukan menurut kehendak dan pemikiran serta imajinasi anak. Belajar Mengelolanya dengan baik akan memberi kepuasan dan manfaat bagi anak. Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang secara optimal mampu merangsang minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis potensi anak, dan dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas.
Dalam tahun 1972 Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) mengadakan seminar mengenai alat permainan. Pada saat itulah dikenalkan istilah Alat Permainan Edukatif (APE). Alat permainan edukatif adalah alat yang dapat meningkatkan perkembangan balita.
Ciri-ciri permainan edukatif
1. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.
2. Ditujukan terutama untuk anak-anak usia prasekolah dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan dan motorik anak.
3. Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat pada alat permainan.
4. Membuat anak terlibat secara aktif.
5. Sifatnya konstruktif.
Setiap permainan edukatif dapat difungsikan multiguna. Sekalipun masing-masing memiliki kekhususan dalam artian mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak tidak jarang dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan.
Selain ciri-ciri di atas yang masuk dalam kategori mainan edukatif adalah :
1. Diperuntukkan bagi anak balita
Yaitu mainan yang memang sengaja dibuat untuk merangsang berbagai kemampuan dasar pada balita.
2. Multifungsi
Dari satu mainan bisa didapat berbagai variasi-variasi mainan sehingga simulasi yang didapat anak juga lebih beragam.
3. Melatih problem solving
Dalam memainkannya anak diminta untuk melakukan problem solving. Dalam permainan puzzle misalnya anak diminta untuk menyusun potongan-potongan menjadi utuh.
4. Melatih konsep-konsep dasar
Lewat permainan ini dilatih untuk mengembangkan kemampuan dasarnya seperti mengenal bentuk warna, besaran juga melatih motorik halus.
5. Melatih ketelitian dan ketekunan
Dengan mainan edukatif, anak tak hanya sekedar menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakan.
6. Merangsang kreativitas
Permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak dibiasakan untuk menghasilkan karya.

E. Cara Mengembangkan Logic Smart
Berbagai cara untuk mengembangkan logic smart (kecerdasan logika-matematika) adalah :
1. Menyelesaikan puzzle, dapat juga dengan permainan lain seperti ular tangga dan domino. Permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah menggunakan logika
2. Mengenal bentuk geometri dapat dimulai dengan kegiatan sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantung berbagai bentuk geometri sebagai warna. Untuk anak usia TK permainan ini dengan cara permainan mengelompokkan.
3. Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu, pengenalan bilangan melalui nyanyian anak-anak atau dapat juga membuat sajak berirama dan lagu tentang pengenalan bilangan dan konsep berhitung versi sendiri.
4. Eksplorasi pikiran, melalui diskusi dan olah pikir ringan, dengan obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab-akibat perbandingan atau pengenalan bilangan dengan topik yang menarik bagi anak, bermain tebak-tebakan, bisa berupa teka-teki atau tebak-tebakan.
5. Pengenalan pola. Permainan menyusun pola tertentu dengan menggunakan kancing warna-warni, pengamatan atas berbagai kejadian sehari-hari, sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan sebab akibat.
6. eksperimen di dalam membawa anak berjalan-jalan keluar rumah biarkan anak bereksplorasi dengan alam.
7. Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika, dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja membantu mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanjaan, mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak.
8. Games penuh strategi dan bereksperimen.
Tempat yang dapat dijadikan sarana untuk menumbuhkan dan membelajarkan anak dalam logic smart adalah :
a. Supermarket
Jadikan suasana supermarket sebagai ajang belajar bagi anak. Selain itu di supermarket dapat juga kita lakukan :
1. Mintalah anak untuk menghitung dua tiga atau lebih belanjaan/buah yang akan dibeli, lalu memasukkannya ke dalam tas/keranjang
belanja.
2. Perlihatkan pada anak label harga yang tertera di papan, tempat khusus, atau yang tertera pada barang yang dijualnya.
3. Tunjukkan kepada anak hal apa yang akan terjadi di tempat kasir atau tempat keluar (check out).
b. Bank
Transaksi keuangan adalah satu hal yang akan menjadi kehidupan keseharian kelak ketika anak harus hidup mandiri. Hal yang dapat dilakukan adalah :
- Perlihatkan angka-angka dan gambar-gambar yang tertulis di uang, baik uang kertas maupun koin. "Berapa nilainya?"
- Biarkan anak mencoba menuliskan atau mengisikan form kosong. Pengalaman ini akan sangat berharga bagi anak. Anak akan mengerti transaksi lebih mandiri, bertanggung jawab mengetahui prinsip ekonomi (belanja) teliti dan dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika pada anak.
Pada pembelajaran di TK untuk mengembangkan kecerdasan logika-matematika (logic smart) dapat menggunakan materi program dalam kurikulum yaitu bilangan, beberapa pola, perhitungan, pengukuran, geometri, statistik, peluang, pemecahan masalah, logika, game strategi dan atau petunjuk grafik.
F. Alat Permainan yang Penuh Strategi dan Eksperimen
Ada beberapa macam alat-alat permainan bagi anak yang penuh dengan strategi dan eksperimen antara lain :
1. Mengelompokkan benda
2. Mengakrabi syair dan lagu dengan mengenalkan bilangan
3. Mengukur besar kaki 23
4. Membaca buku bergambar pengenalan bilangan
5. Akrab dengan kalkulator
6. Mengenal dan mempelajari bilangan "O"
7. Bermain kartu
8. Mengeksplorasi benda menggunakan kaca pembesar
9. Menemukan konsep "udara"
10. Mengisolasi es batu

G. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih dan Menggunakan Alat/Bahan Mainan
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dan peralatan belajar dan bermain anak. Berikut ini beberapa yang perlu diperhatikan ketika memilih dan menggunakan alat/bahan adalah:
1. Pilih alat atau bahan yang mengundang perhatian anak Alat dan bahan dapat memuaskan kebutuhan anak, menarik minat dan menyentuh perasaan mereka baik dari warna, jenis, bentuk, ukuran atau berat. Jenis dan bentuk alat belajar juga akan berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. Maka dari itu pilih yang bobotnya tidak terlalu berat sehingga anak mudah memindah-mindahkannya, kecuali memang peralatan tersebut dirancang khusus untuk tidak dipindah, digeser atau dibawa oleh anak.
2. Mainan bukan pilihan orang tua tetapi berdasarkan minat anak terhadap mainan tersebut.
3. Pilih bahan yang mencerminkan karakteristik tingkat usia anak. Dalam mencari alat permainan kita harus mempelajari perkembangan dan ciri-ciri belajar anak sebagaimana karakteristik anak.
4. Pilih alat atau bahan yang memiliki unsur multiguna. Alat dan bahan mainan ini dapat memenuhi bermacam-macam tujuan pengembangan atau jika memungkinkan seluruh aspek perkembangan anak dan dapat dipergunakan secara fleksibel dan serba guna. Misalnya ketika anak bermain dengan balok ia akan berfikir untuk membangun sesuatu dari balok (kognitif) membolak-balik/mengeksplorasi balok tersebut (motorik halus) membuat bangunan baru/aneh (kreatif) atau kerjasama dengan temannya untuk menyusun balok (sosial).
5. Alat permainan sebaiknya beraneka macam sehingga anak dapat bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan
6. Pilih bahan yang dapat memperluas kesempatan anak untuk menggunakannya dengan bermacam cara. Bahan jenis ini dianjurkan karena akan banyak merangsang kreativitas daya pikir imajinasi dan kemampuan memecahkan masalah pada diri anak sehingga kemampuan-kemampuan tersebut dapat terpacu dan berkembang secara optimal.
7. Tingkat kesulitan sebaiknya disesuaikan pada rentang usia anak Permainan tersebut tidak terlalu sulit dan juga tidak terlalu mudah bagi anak.
8. Peralatan mainan tidak terlalu rapuh
9. Pilih bahan yang tidak membedakan jenis kelamin dan tidak meniru-niru. Sebaiknya alat atau bahan yang dipilih tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pada anak usia dini perlu diperkenalkan berbagai peran dan hal.
10. Pilih alat dan bahan yang sesuai dengan filsafat dan nafas pendidikan Alat dan bahan ini sering disebut dengan APE (Alat Permainan Edukatif) untuk mendapatkan dapat berkonsultasi dengan seorang ahli baik ahli mainan, pendidik anak psikolog atau perawat anak yang profesional.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Permainan edukatif merupakan permainan yang dapat mengembangkan segala aspek perkembangan pada anak prasekolah.
2. Permainan yang cocok bagi anak akan mempengaruhi proses pembelajaran di TK menjadi lebih lancar.
3. Alat permainan edukatif dapat membangun dan melatih berbagai macam pengertian mengenai warna bentuk dan ukuran.
4. Alat permainan edukatif tidak hanya diproduksi oleh pabrik mainan dan juga harganya tidak selalu mahal.
5. Dalam mengembangkan logic smart dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan bermain puzzle, mengenal bentuk geometri, mengenal bilangan lewat sajak berirama dan lagu, eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan, dengan obrolan ringan, eksperimen di alam, berinteraksi dengan konsep matematika secara langsung, dan bermain dengan permainan yang penuh strategi dan eksperimen.
6. Dalam memilih alat/bahan permainan perlu memperhatikan beberapa hal yaitu mainan itu harus mengundang perhatian anak, mainan harus sesuai dengan minat anak, mainan harus mencerminkan karakteristik anak, mainan harus memiliki unsur multiguna, mainan harus dapat membuat anak bereksplorasi dengan berbagai macam alat permainan, tingkat kesulitan harus disesuaikan dengan tingkat usia, bahan mainan tidak terlalu rapuh, mainan tidak membedakan jenis kelamin dan tidak meniru-niru, alat dan bahan mainan harus sesuai dengan filsafat dan napas pendidikan.

SUMBER / REFERENSI :
Mulyani, Rini. 2006. Permainan Edukatif Dalam Perkembangan Logic Smart Anak. Http://www.2dix.com. 28 November 2010

Djamarah, Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Bhinneka Cipta.

Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar di TK. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.