Rabu, 29 September 2010

Psikologi Dan Internet

Siapa yang tidak mengenal internet? Rasanya hampir semua orang dari berbagai kalangan dan usia mengenal istilah itu. Kita mengenal internet sebagai salah satu pusat informasi yang mudah. Kenapa mudah? Karena tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga (mungkin hanya dengan duduk manis di depan komputer), kita sudah bisa mendapatkan berbagai informasi dari belahan dunia manapun.
Ya, Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya.
Internet itu sendiri berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.
Nah, karena semakin canggihnya internet dari waktu ke waktu, sekarang internet memiliki banyak situs jejaring sosial atau sering disebut dengan social network. Disini kita bisa berkenalan dan berbincang-bincang dengan orang lain dari belahan bumi manapun tanpa harus saling bertemu secara fisik. Namun, ternyata banyak dampak negatif akibat terlalu keranjingan dengan internet. Salah satunya dapat menyebabkan gangguan mental bagi pemakai atau pecandu internet. Ada 6 gangguan mental yang disebabkan karena kecanduan internet, berikut adalah ulasannya.

  1. Gangguan kepribadian berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online – mengamuk karena mudah tersinggung (Online Intermittent Explosive Disorder/OIED) orang yang mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya.
    Beberapa hari atau jam sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan pembicaraan lucu atau komentar-komentar hangat. Akan tetapi beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu yang menyinggung perasaannya.
    Mengapa hal itu bisa terjadi di Internet?
    -. Kebanyakan dari kita hanya bisa menahan hasrat untuk melakukannya di dunia nyata, yang apabila dilakukan mungkin bisa membuahkan sebuah tinju ke wajah kita.
    -. Di Internet kebanyakan pengguna menyembunyikan identitas aslinya, sehingga mereka dengan bebas mengeluarkan isi hati dan kemarahannya tanpa khawatir reputasinya menjadi jelek.
    -. Karena pengungkapan perasaan dalam bentuk tulisan sering terlihat datar dan tidak menggambarkan emosi dengan jelas, seperti halnya nada suara, mimik wajah dan bahasa tubuh lainnya di saat tatap muka langsung, sehingga orang cenderung menggunakan kata-kata yang tajam, kasar dan keras untuk mewakili sebuah perasaan tertentu.

  2. Toleransi rendah terhadap kekalahan dalam forum (Low Forum Frustration Tolerance/LFFT)
    Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau penghindaran dari rasa sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa diinginkannya.
    Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.
    Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri – mungkin dengan nama lain – untuk meramaikan tulisannya.
    Kenapakah hal itu bisa terjadi di Internet?
    Kegiatan itu membuat kita menjadi tidak sabaran, karena ingin segera melihat respon dengan dari pihak lain. Ketidaksabaran ini meminimalkan toleransi terhadap serangan yang menimbulkan ketersinggungan.

  3. Munchausen di Internet – tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom)
    suatu kondisi di mana seseorang dengan sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
    Penderita kekacauan ini membutuhkan perhatian berupa rasa simpatik dan kasihan dari orang lain dengan menimbulkan kesan kesusahan dan kesulitan pada diri mereka.
    Kenapa hal itu bisa terjadi di internet?
    Sangat mudah melakukan kebohongan dalam kehidupan nyata, dan sepuluh kali lebih mudah melakukannya di internet, karena tidak ada seorang pun bisa memeriksa kebenaran fakta-faktanya.

  4. Gangguan kepribadian yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD).
    Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya
    Kenapa hal demikian bisa terjadi di internet?
    Dalam kenyataannya penderita OCPD merasakan ketakutan yang tidak logis terhadap dunia yang lebih berantakan, lebih kotor dan lebih kacau dibanding seharusnya yang dia pikirkan; sehingga secara cepat keadaan menjadi lebih buruk, dan akan mengalami kehancuran sampai ada seseorang yang memperbaikinya.
    Di Internet, setelah membaca setiap komentar-komentar, orang normal akan menderita nasib yang sama. Tata bahasa yang keliru, pilihan kata yang tidak tepat, atau bahasa gaul yang membingungkan, mendesak anda untuk mengoreksinya. Tidak sulit merasakan keinginan untuk melatih diri menggunakan bahasa yang benar.

  5. Low Cyber Self-Esteem (LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya)
    Di dalam kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian perhatian.
    Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi
    Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.
    Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
    Pencari perhatian mendapatkan apa yang diinginkannya, dan penghina diri sendiri mendapatkan cukup ketegangan untuk mengaktualisasikan dirinya yang intropet melalui sinyal-sinyal yang dikirimnya via keyboard.

  6. Internet Asperger’s Syndrome
    Hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang, disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.
    Sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.
    (Beberapa kasus bunuh diri yang direkam dengan webcam – yang sebagian mungkin main-main – dan dipublikasikan di Internet. Untuk sekarang ini mungkin kita tidak yakin bahwa hal itu benar-benar terjadi, tetapi sebenarnya hanya masalah waktu.)
    Kenapa hal itu bisa terjadi di Internet?
    Orang yang melakukan semua komunikasi online mereka menampilkan perilaku Asperger karena mereka ingin memberikan kesan ada kerugian yang sama pada diri sendiri. Di dalam hal ini, ketika kemampuan melihat respon dan mimik wajah atau ekspresi nonverbal sudah hilang, begitu juga dengan empati. Maka hal yang anda beritahukan hanya kepada orang yang tidak ada, karena itu hanyalah sekelompok kata-kata pada layar. Sekelompok kata-kata kecil yang tidak berarti.
Namun, internet tidak hanya berdampak buruk bagi pengguna, jika dipakai dengan porsi yang pas, internet bisa menghilang stres karena kegiatan yang menumpuk dan cukup menjemukan selama seharian. Salah satu fasilitas yang digunakan adalah Blog. Ternyata kegiatan blogging bisa mengatasi stres. Berikut ini adalah tipsnya.

  • Atur Napas saat di Depan Komputer. Saat di depan monitor, ambil napas yang dalam dan sebarkan ke seluruh tubuh anda, baru keluarkan perlahan. Stres cenderung membuat anda bernapas pendek. Relakslah. Ambil napas dalam beberapa kali dan keluarkan pelan-pelan.

  • Kunjungi Blog Favorit. Hidup bukan untuk sibuk. Bersenang-senanglah. Kunjungi blog favorit anda. Cari dan nikmati informasi yang anda sukai.

  • Buat Posting Curhat. Khususnya bagi anda yang memiliki blog personal, anda bisa tuangkan apa yang sedang anda alami menjadi sebuah tulisan. Ceritakan dan postinglah pengalaman anda itu. Serta mintalah pengunjung blog memberikan saran. Dengan begitu, saya yakin anda akan merasa jauh lebih lega. Persoalan yang semula anda pendam sendiri, sudah anda sharingkan dan coba dicarikan solusinya bersama-sama.

  • Berkomentarlah Sebanyak-banyaknya. Salurkan emosi anda dengan mengisi komentar. Kunjungi beberapa blog dan berikan komentar sebanyak-banyaknya. Stres yang anda alami, saya yakin akan jauh berkurang dengan bersosialisasi banyak orang lain.

  • Baca Humor dan Tertawalah. Misal di blog humor yang banyak tersebar di internet. Baca dan tertawalah. Tak usah ragu. Jangan tahan tawa anda.

  • Lupakan Persoalan. Lupakan sejenak persoalan di kantor yang membuat hati anda kalut. Nikmati blogging anda. Ini saatnya anda bersenang-senang.

  • Temani dengan Makanan Kecil. Sembari blogging, anda nikmati minuman dan cemilan kesukaan anda. Bersantailah. Saat blogging merupakan waktu liburan anda.

  • Buat Simple. STOP terus menerus bermimpi yang tak akan pernah bertepi. Buat hidup anda lebih simple. Tak usah menunggu, wujudkan ide anda sekarang.
Ternyata internet sangat berpengaruh bagi psikologi kita. Jadi, bijaklah dalam pemakain internet agar tidak mengakibatkan penyimpangan yang akan merusak moral diri.
Source : http://www.jokosusilo.com