Rabu, 06 Oktober 2010

KEBUTAAN AKIBAT GERHANA

Siapa yang tidak tahu gerhana Matahari? Mungkin sudah banyak yang tahu mengenai fenomena gerhana Matahari, baik dari berita maupun pelajaran sewaktu masih di bangku sekolah dasar dulu. Tapi, mungkin banyak keliru mengenai mitos yang populer ini, untuk lebih jelasnya, akan dijabarkan dibawah.
Gerhana matahari terjadi ketika Bulan melintas diantara Bumi dan Matahari. Pada gerhana total, Bulan menghalangi semua sinar Matahari, menciptakan kegelapan yang menyeramkan. Lalu,tiba-tiba pada tengah hari, kita dapat melihat bintang-bintang. Namun banyak orang, ketika mendapat kesempatan ini, tidak menikmati sensasi kosmis gratis dari gerhana matahari total tersebut, karena mereka memercayai mitos bahwa memandang gerhana Matahari atau berada di luar rumah ketika terjadi gerhana, akan membuat mereka menjadi buta. Padahal faktanya, gerhana matahari total tidak berbahaya.
Gerhana sebagian justru lebih berbahaya. Pada gerhana sebagian Bulan hanya menghalangi sebagian sinar Matahari. (Sebenarnya jika kita tidak menyadari adanya gerhana, kita mungkin hanya berpikir bahwa awan sedang menutupi Matahari. Bahkan jika 99% Matahari tertutup, Matahari yang hanya sebesar bulan sabit cukup terang untuk membutakan kita, jika kita memandangnya walaupun hanya sebentar.
Matahari seperti lampu, juga memancarkan energi panas. Energi panas ini difokuskan dan dikonsentrasikan pada bagian pusat retina kita, yang berhubungan dengan penglihatan yang baik. Jika kita memandang Matahari dalam waktu yang cukup lama, kita akan kehilangan penglihatan pusat kita. Energi akan membakar bagian tengah retina. Dalam kasus yang ekstrem, jaringannya akan (secara harfiah) “dimasak”. Kita biasanya tidak menyadari hal ini karena tidak ada reseptor rasa sakit pada mata. Karena penglihatan tepi kita tidak terpengaruh, kita tetap bisa melihat dari sudut mata. Namun, jika kita mencoba membaca tulisan yang dicetak, hal itu tidak dapat terlihat jelas, seperti membaca sesuatu yang berada 1 meter di dalam air laut atau sebuah gelas yang dilumuri jeli minyak.

Ketika terjadi gerhana Matahari total lagi, ingatlah beberapa aturan ini:
Memandang gerhana Matahari dengan mata telanjang tidak masalah (namun hanya ketika Matahari benar-benar tertutup Bulan. Kita harus menyaksiakn kejadian ini, ketika tidak ada radiasi langsung yang merusak mata..
Jangan memandang gerhana Matahari sebagian dengan mata telanjang. Bahkan sepotong Matahari yang berbentuk bulan sabit pun memiliki cukup energi untuk membutakan kita.
Kita akan aman jika memandang gerhana Matahari total maupun sebagian dengan filter yang telah diakui, misalnya filter Solar Viewing Mylar. Jangan memandang langsung Matahari melalui gelas buram, klise foto, disket magnetik yang diambil dari disket lama, CD, atau kemasan makanan.
Metode kamera lubang kecil merupakan cara aman yang lain untuk menyaksikan gerhana. Buatlah lubang bergaris tengah 2mm pada selembar kartu dan dengan punggung menghadap Matahari, pegang kartu tersebut sehingga sinar Matahari akan kabur namun kita dapat melihat bayangan gerhana Matahari.
Sepanjang kita tidak memandang langsung ke arah Matahari, kita akan aman berada di luar rumah ketika Matahari sedang mengalami gerhana.
Memandang gerhana Matahari total juga aman. Ini karena Bulan, yang 400 kali lebih kecil dari Matahari, juga 400 kali lebih dekat dengan Bumi, sehingga dapat mangaburkan semua sinar langsung dari bagian terang Matahari.

Referensi :
Chou, Ralph, “Solar filter Safety”, Sky & Telescope, Februari 1998, hlm. 36-40

Kruszelnicki, Karl. 2004. Mitos-Mitos Besar yang Keliru. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar